Laman

Rabu, 07 November 2012

Hijab Cinta, akhirnya terbit :)

Assalamu'alaykum wr wb.

Sudah lama rasanya tidak berbagi cerita seputar pengalaman hidup dalam blog ini. Saya sendiri ga nulis karena agak terganggu gara-gara scroll bar nya bergerak sendiri di blog saya, ko bisa ya :D..bingung dan walaupun udah di utak atik tapi tetep aja ga bisa, hehe..atau  saya nya aja gaptek (wink). Well, kali ini saya agak bercerita mengalami pengalaman menulis saya. Saya memang penulis amatir yang cukup punya mimpi, walaupun kadang-kadang agak aneh luar biasa yaaa :D . Tapi nikmatin aja ceritanya :D

Dulu, ehm...dulu banget, ga tau kenapa saya hobi banget cantumin kalo saya itu adalah penulis. Padahal ya ampuuun, buku aja ga pernah coba diterbitin, nulis banyak cerita dan novel ga pernah selesai. Jadi, apa iya itu yang namanya penulis? Saya kemudian menjadi pusing mikir, kalo kaya gini namanya bukan penulis dong? :D . Nah, mulai lah saya mencoba menulis apapun (yang pasti bermanfaat) bentuknya cerpen, artikel, dsb dan saya mencoba agar orang lain membaca tulisan saya. Katanya agak bagus tulisan saya, tapi ya banyak cumannya :D
Saya ingat, waktu pertama kali saya ikut lomba nulis se kota Cimahi dan itu pake bahasa sunda. Ya ampun, saya kan ga bisa bahasa sunda, tapi dipilih sama guru aja buat wakilin sekolah. Ini kejadiannya SMA, saya usaha belajar bahasa sunda dulu sebelum ikutan lomba. hahaha. Ya, saya beranikan diri ikut lomba ini, walaupun agak cemas karena ya ampun siapa sih saya -___-. Nah, saking gak pede nya , waktu pengumuman pemenang lomba saya gak dateng kan pikir saya, "ah mana mungkin saya menang", dan akhirnya saya nitip ke temen saya yang juga ikutan lomba buat dateng. 
Eng ing Eng...
Alhamdulillah, ga nyangka saya dapet juara 2 se kota cimahi untuk penulisan artikel terbaik.huhu..saya bangga karena sebenernya saya ga bisa bahasa sunda. Padahal udah tau juara, dateng aja ya -__- haha. Kata jurinya (yang juga kata teman saya) , saya harusnya juara 1 tapi karena ga bisa bahasa sunda jadi nya ya juara 2. Soalnya, lomba ini bakal diikutsertakan sampe tingkat jawa barat, dan kalo disuruh ngomong bahasa sunda saya ga bisa, malu-maluin kota saya. Maaf ya, kotaku.. :(. Dan akhirnya piala itu di bawa-bawa temen saya.

Ternyata saya menyadari bahwa bahasa daerah itu penting....

saya jadi ingat waktu pemilihan siswa berprestasi di SMA, saya lolos sampe tingkat kota...tapi gara-gara ga bisa bahasa sunda saya ga bisa ngewakilin kota saya maju di tingkat Jabar atau nasional :(, masa bahasa sundanya suami, istri, kaka, ga bisa..hahaha...

Well, itu cerita tentang lomba menulis saya yang pertama kali. Kalo untuk masalah buku ini, saya juga ga nyangka sebenernya karena cerpen yang saya kirimkan adalah cerpen yang saya buat UNTUK TUGAS BAHASA INDONESIA saya waktu sekolah, ckckck..dasar. Ya, nulis juga pake sistem daur ulang aja. Kita ga akan tau kapan cerpen itu mencapai titik sukses nya. Alhamdulillah cerita saya berhasil diterbitkan. Kalau niat nya dakwah pasti dipermudah ko sama Allah :), Yakin deh..QS Muhammad ayat 7. :). (Bukunya seperti yang diatas :))

Nah, lomba ini di ITB dan tingkat internasional...lagi-lagi karena pertolongan Allah saja, saya dapat seperti ini. Ini hanya wujud syukur saya berbagi, bukan bermaksud riya :), karena saya ingin menyampaikan beberapa hal.

1. Tuliskan mimpi anda, nanti mimpi itu akan jadi kenyataan. Walaupun agak lama, biarlah dan tetap jalani prosesnya. Biarkan kita yang menulis mimpi dan Allah yang menghapusnya jika tidak sesuai.
2. You are what you think, jangan pernah dengarkan kata-kata orang yang dapat menghambat mimpi anda selagi positif. 
3. Menulis itu bukan BAKAT, tapi ini terletak pada mau atau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup pada prosesnya.
4. Menulis butuh proses, karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.
5. Jangan sepelekan hal-hal yang kecil, seperti saya yang tidak bisa bahasa sunda akhirnya menghambat semuanya :D


Well, you are writer..setidaknya anda menulis kehidupan anda sekarang. Anda sekarang adalah pilihan anda di masa lalu...mungkin di next post, saya akan tulis beberapa tips tentang menulis yang saya rasakan :)


thanks for reading
wassalamu'alaykum wr wb
 
twitter : @yulrachmawati , follow me :)

Saya TIDAK akan berhenti menulis

Assalamu'alaykum...
uwaaaa, it has been a long time to leave this blog. I am so sorry to leave you, my dear. i promise to myself for keeping you and writing here again. There are many lot of stories that i want to share here, but these fingers are so hard to be moved here , hmm..to write, to type, -___-. Forgive me, my readers, my heart, and people who feel so responsible for suggesting me to write.

GO, GO, GO Writing

because this world needs you , love you so much :*

Wassalamu'alaykum...

Minggu, 15 Juli 2012

a note :)

I remembered clearly what kind of person I was in high school and all memories about my life. Those memories were tied together with smile. Perhaps, It had been a long time since I graduated from high school, and now I stand in different places. It is such a beautiful dream. I cannot believe that. I think that time passed fast. At that time, I was a student in Five Senior High School and now I study in English Department, Padjadjaran University. I feel that my life has been changed little by little because of many experiences that I have passed.

The change seems in all my life. Exactly, all things change like my body shape including weight, my experiences to face my life, my perspective of life, my behavior, my mind, and also my taste. If I remembered those things, I would smile happily because those memories are seemed beautiful and eternal in my heart.

I think that my life is very happy because I enjoy my life. I am very thankful to Allah because of many things that I have passed in my life. When I was in Five Senior High School, I felt that I was a bad student because I had ever felt to be punished by my teacher. At that time, I wore miniskirt that perhaps it disturbed people around me. However, it is different now, I realize that our life is not for us only, but my life should be credited to Allah because our life is too short. In this university, I learn many things about life. I try to respect many things includes my life. I try to use Jilbab and also veil in campus, I also follow many activities that are very useful to our life and life after life.

Actually, when I was in Senior High School, I had worn a veil, but I didn’t know why I had to use it. Now, I try to be responsible for many enjoyments that Allah has given to me in the form of give some Islamic education to people around me. I  really thank because I can reach many dreams little by little. I can publish my book, win many competitions, make a business, get a scholarship, get many friends, and also learn many things. These are happened because I try to do it and Allah wants me to get it.

I realize that my behavior cannot change without many people that love me so much. My parents are very worth people in this world. They give me everything that I want. I will promise that I will be a success person, not only in this life but also in life after life. Actually, I want to give my parents many precious things, but I feel that although I can buy all of things in this world, it is not worth at all if I think about their love to me. Believe me, I will be something then because all my life are credited to Allah SWT.

Rabu, 11 Juli 2012

Ambiguitas Identitas dalam Puisi Robert Frost “Stopping By Woods on a Snowy Evening”


sumber : homeschoolingmom2mags.blogspot.com
Puisi yang berjudul “Stopping By Woods on a Snowy Evening” karya Robert Frost menunjukkan adanya ambiguitas identitas dari akuliris beserta keterkaitannya antara peralihan zaman romantisme ke modern melalui penyajian metafora dan diksi. Dalam hal ini Robert Frost tidak hanya menunjukkannya melalui akuliris sendiri, namun juga melalui teks puisinya. Kita bisa melihat isu identitas yang disajikan oleh puisi ini sangat berpengaruh karena posisi dari akuliris sendiri merupakan posisi peralihan atau dalam kondisi in-between.
                Puisi “Stooping by Woods on a Snowy Evening” ini adalah puisi karya Robert Frost yang ditulis pada tahun 1922. Puisi ini memiliki pola yang teratur  dengan pola aaba-bbcd-ccdc-dddd.  Dalam pola ini kita melihat adanya perbedaan stanza ke empat dengan stanza yang lainnya. Stanza terakhir ini memiliki pola dddd, yaitu sebuah pola yang sangat teratur. Ini menunjukkan  bahwa puisi ini menyajikan sesuatu yang bernilai di akhir stanza dengan penekanan rima dddd. Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang sedang menempuh perjalanan dengan menggunakan seekor kuda. Ia melakukan perjalanan dalam rangka memenuhi janjinya pada seseorang di wilayah yang lain. Dalam perjalanannya, ia melewati dan menyaksikan berbagai pemandangan alam. Di tengah jalan, ia menemukan sebuah hutan dan berhenti sejenak. Ia mulai menikmati pemandangan di sekitar hutan tersebut. Di hutan tersebut, ia melihat rumah, peternakan, dan lain-lain. Namun, tiba-tiba Ia teringat akan janjinya yang harus ditepati sehinga ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Sebenarnya, ia ingin tetap berada di tempat itu, namun factor lain yang menyebabkan ia pergi adalah kudanya yang sepertinya memang memberikan tanda untuk segera pergi dari tempat  tersebut. Akhirnya ia pun melanjutkan perjalanannya untuk memenuhi janjinya.
                Dalam puisi ini, kita dapat melihat keinginan akuliris yang sebenarnya tidak ingin beranjak dari tempat itu, namun karena ia harus memenuhi janjinya, maka ia pun pergi dari tempat itu. Ia rela meninggalkan keinginan atau hasratnya (desire) untuk tetap berada di tempat itu dengan pilihan yang lain yaitu melanjutkan perjalanannya. Dalam hal ini, kita melihat adanya pertentangan batin dalam diri akuliris. Ia meninggalkan hasratnya untuk sesuatu yang ia anggap lebih penting.
                Dalam judulnya, “Stopping by Woods on A snowy Evening”, kita dapat membayangkan keindahan yang dirasakan oleh akuliris. Ia melihat sebuah pemandangan dalam suasana yang sangat indah. Dalam hal ini unsur yang berhubungan dengan alam menjadi sorotan utama dalam puisi ini. Judul ini berarti adalah sebuah pemberhentian yang dilakukan oleh akuliris sendiri. Judul ini nantinya akan mempengaruhi keseluruhan isi dari puisi ini.
                Dalam baris pertama “whose woods these are I think I know”, kita melihat sebuah penekanan dalam kata these are, bukan lagi pertanyaan yang menandakan dia ragu. Ketika dia ragu, dia akan bertanya dengan konstruksi kalimat are these. Ini menandakan, ia sudah mengetahui tentang kepemilikan dari hutan ini. Kita bisa melihat dalam hal ini, ia adalah orang yang tidak mempunyai hutan, karena ia hanya lewat. Namun kondisinya, ia tidak benar-benar berada diluar karena ia berada di dalam hutan walaupun bukan miliknya. Ia berada dalam lingkungan pemiliknya walaupun ia tidak memiliki. Dalam baris kedua disebutkan “His house is in the village though”. Kita melihat, bahwa ia pun tidak memiliki rumah tersebut, namun ia berada dalam kawasan pemiliknya yaitu hutan , sehingga dapat dikatakan ia pun tidak berada diluar hutan tersebut.
                Posisi ini mengindikasikan bahwa ia berada dalam kondisi yang diantara atau in-between. Posisinya pun, ketika ia menemukan sebuah hutan dan rumah,ia  tidak benar-benar berada di luar rumah dan hutan tersebut. Ia tidak berada dalam rumah, namun berada dalam hutan yang merupakan satu kawasan dari rumah tersebut. Dalam hal ini, batasan menjadi tidak jelas.  Kata “his” dan “whose” merupakan kata yang menunjukkan kepunyaan dan semakin menguatkan bahwa ia tidak memiliki hutan dan rumah tersebut. Pengunaan kata yang menunjukkan kepunyaan ini muncul juga dalam baris ke empat.
                Sayangnya, ketika ia berada dalam hutan tersebut, ia mengatakan bahwa “he will not see me stopping here”. Dalam hal ini, kita tidak bisa menentukan apakah akuliris takut untuk bertemu pemiliknya, atau memang ingin bertemu pemiliknya. Disini terdapat ambiguitas yang disajikan oleh teks sendiri, sehingga memunculkan makna ganda.
                Dalam empat baris pertama, kita bisa menyimpulkan bahwa akuiliris lebih memunculkan kata-kata yang bersifat alam, seperti woods, village, dan snow, termasuk juga dalam judulnya. Hal ini tentunya mengingatkan kita pada zaman romantisme yang cenderung pada hal-hal tentang alam, serta berbicara tentang masa lalu.
                Frasa “My little horse” (baris ke-5) dalam hal ini juga sangat penting, karena seekor kuda ini berpikir bahwa ini semua adalah sesuatu yang aneh, “must think it queer”(baris ke-5). Kuda ini ibarat pengingat yang mengingatkan akuliris bahwa ia mempunyai suatu janji yang harus ditepati. Akibat rasa tidak nyaman dari si kuda , “to ask if there is some mistake” (baris ke-10), maka akuliris pun melanjutkan perjalannya.
                Dalam puisi ini, saya melihat bahwa adanya unsure ambiguitas identitas. Unsur tersebut dapat terlihat dari rasa ingin tetap berada disini, namun ia akhirnya memutuskan untuk pergi. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa posisi dia selalu berada diantara atau in between. Posisi yang berada dalam kondisi ini memunculkan juga rasa ketidakpastian dari diri akuliris. Penggunaannya, kita dapat lihat dari baris “he will not see me stopping here” (baris ke-4) Dalam baris ke tiga ini, memunculkan ambiguitas makna yang akhirnya memunculkan juga ambiguitas dari akuiliris tersebut. Disini kita bisa menafsirkan bahwa akuliris ingin dilihat oleh si pemilik, atau bisa juga sebaliknya, ia merasa takut untuk dilihat oleh pemiliknya. Tentunya, ini memunculkan makna ganda bagi pembaca sendiri.
                Dalam stanza terakhir, sangat jelas ditampakkan bahwa akuliris akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu, karena “…I have promises to keep”  (baris ke-14). Dia merasa bahwa ia harus segera meninggalkan pemandangan-pemandangan yang indah ini, dan ia pun memutuskan untuk pergi karena ada suatu janji yang harus ia selesaikan, dan ia merasa perjalanan nya begitu panjang. Ia merasa, bahwa ini bukan tempat dimana ia seharusnya berada sehingga pergi dari tempat itu mungkin akan lebih baik bagi dirinya. Ia rela mengorbankan hasratnya untuk berada di tempat itu, karena merasa sesuatu yang lebih besar telah menunggunya ditempat lain.
Bhabha (1992) in The World and The Home said that
 “In that displacement the border between home and world becomes confused; and, uncannily, the private and the public become part of each other, forcing upon us a vision that is as divided as it is disorienting.” (141)

Karena akuiliris berada dalam tempat yang seharusnya ia merasa tidak disana, maka saya dapat mengatakan bahwa ia mengalami “displacement”. Dalam kasus ini, batasan-batasan menjadi sangat tidak jelas. Contohnya batasan antara rumah dan juga dunia menjadi sangat tidak jelas. Di sini, saya mengindikasikan, walaupun puisi ini nampak sederhana, namun sebenarnya ia mengandung makna yang cukup dalam. Kita bisa melihat dari metafora yang digunakan oleh Frost, yaitu hutan. Hutan adalah sebuah tempat dimana pepohonan berada, tapi hutan ini berlaku sangat “meaningful” bagi akuliris. Kita bisa melihat dari kutipan berikut ini;
“Whose woods these are I think I know” (baris 1,penekanan ditambahkan)
“To watch his woods fill up with snow” (baris 4,penekanan ditambahkan)
“Between the woods and frozen lake” (baris 7,penekanan ditambahkan)
“The darkest evening of the year” (baris 8, penekanan ditambahkan)
“The woods are lovely, dark, and deep” (baris 13, penekanan ditambahkan)
               
Di semua kutipan-kutipan tersebut kita bisa menilai metafora untuk hutan tersebut. Dalam baris pertama, hutan telah dindikasikan milik seseorang yang ia telah kenal sebelumnya. Akuliris dalam hal ini mungkin mempunyai kenangan yang tumbuh bersama hutan tersebut, sehingga ia menyatakan bahwa ia mengetahui pemilik dari hutan tersebut. Dalam baris ke empat, akuliris ingin menunjukkan pada pembaca tentang keindahan dari hutan tersebut ketika tertutup oleh salju. Ia seakan-akan ingin mengirim rasa indah tersebut pada pembaca. Namun, dalam baris ke tujuh dan ke delapan. Kita bisa melihat bahwa hutan digambarkan memiliki waktu malam yang sangat gelap. Disini saya melihat pertentangan penggunaan kata hutan. Dalam baris-baris sebelumnya, hutan digambarkan menjadi suatu yang indah dan menawan, sehingga ia memutuskan untuk berhenti sejenak dan melihat pemandangan yang disajikan disekitar hutan tersebut. Kita bisa melihat bahwa hutan yang dimaksud pastilah indah sekali, karena ia yang sedang berada dalam perjalanan pun memutuskan berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan. Namun, di bari selanjutnya di gambarkan bahwa hutan memiliki waktu malam yang sangat gelap. Di baris ke tiga belas sendiri, kita dapat melihat kontradiktif yang disajikan oleh Frost, ketika ia menuliskan bahwa hutan “are lovely, dark, and deep” (baris 13). Disini, kita dapat melihat bahwa hutan digambarkan sebagai sesuatu yang bagus dan indah dari penggunaan kata “lovely”, namun ia juga gelap “dark” dan dalam/jauh “deep”. Ini merupakan 3 hal yang sangat kontradiktif. Sehingga, di baris berikutnya ia memutuskan untuk pergi. Menurut saya, di awal-awal puisi, ia sangat takjub terhadap kondisi hutan yang sangat menawan, namun di akhir-akhir puisi, ia menyadari bahwa hutan tersebut tidak bagus dan indah secara sempurna, ada kecacatan-kecacatan yang tersimpan di dalamnya.
                Dari metafora hutan, kita bisa melihat bahwa yang ingin di sampaikan Frost adalah bukan tentang hutan sendiri, namun sesuatu yang lebih besar dari itu. Inilah yang disebutkan bhabha sebagai “the border between home and world becomes confused”. Dalam sebuah metafora rumah (home), saya mengindikasikan adalah sebuah hutan, dan dunia nya (world) adalah zaman romantisme. Akuliris dalam hal ini, melihat sebuah rumah menjadi sebuah peradaban yang besar. Sehingga batasan antara rumah dan dunia pun sedikit membingungkan, karena ternyata metafora ini digunakan untuk menyebutkan sebuah peradaban.
            Kita bisa melihat hasrat dari akuliris akan suasana alam atau natural yang digambarkan dalam awal bait puisi ini. Ini sangat erat hubungannya dengan semangat romantisme yang berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Aliran romantisisme ini sendiri merupakan aliran yang mempunyai karakteristik untuk mengedepankan hal-hal yang bersifat alam dan juga lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri. Hal-hal yang berbau romantisme ini sangat kental pada bait-bait awal puisi ini.
                Hal lain yang disebutkan Bhabha adalah “private and the public become part of each other”. Disini, kita bisa melihat bahwa ada pertentangan batin dari akuliris sendiri. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa cirri-ciri dari aliran romantisisme adalah mengedepankan kepentingan sendiri. Kita bisa melihat upaya dari akuliris menjadikan dirinya sebagai “privat” dari awal-awal bait puisi ini. Ia memutuskan untuk berhenti sejenak atas kemauan dirinya sendiri. Karena akuliris mementingkan keinginan pribadinya, dan bersifat untuk menjadi “privat”, maka ia memutuskan untuk berhenti sejenak. Namun, kita akan melihat perbedaan diakhir puisi yang cenderung akuliris menjadi lebih”public” karena ia ternyata memutuskan untuk pergi lagi karena adanya sebuah kewajiban yang mungkin bersifat “public”. Akhirnya teks pun menunjukkan adanya keadaan tidak setuju pada keadaan yaitu ditinggalkan kepentingan pribadi untuk ditukarkan atau diganti dengan kepentingan yang lain. Hal ini dapat terlihat dari dua baris terakhir yang berima dd, “[a]nd miles to go before I sleep”(baris 15) dan “[a]nd miles to go before I sleep” (baris 16). Kita bisa melihat pentingnya dua baris terakhir dari proses pengulangan dengan rima yang sama oleh Frost. Disini menunjukkan bahwa akuliris memutuskan untuk pergi setelah menikmati pemandangan yang disajikan disekitar hutan. Dalam hal ini, kita tentunya melihat bahwa akuliris memang berada dalam  masa peralihan atau berada dalam kondisi in-between. Ia tidak sepenuhnya berada dalam masa romantisme, namun ia pun tidak sepenuhnya berada dalam zaman setelah romantisme yaitu modernism. Kita melihat bahwa, akuliris mengalami perubahan perspektif dari yang tadinya merupakan romantisme yang ditandai dalam puisinya menggunakan kata-kata bersifat alam atau natural sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan nuansa alam tersebut, dengan perubahan metafora hutan yang sangat mencolok, dari yang tadinya indah kemudian berubah menjadi gelap dan dalam. Saya mengira mungkin zama romantisme tidak lagi sesuai dengan kondisi zaman tersebut, sehinggan modernism mungkin akan lebih sesuai. Orang-orang telah melihat kecacatan dari sisi romantisisme, sehingga banyak orang yang memutuskan untuk meninggalkannya dan beralih pada zaman modernism seperti yang digambarkan dalam puisi ini.
            Dengan demikian, kita dapat melihat adanya sebuah batasan yang tidak jelas antara hubungan “home” dengan “world”, dan juga hubungan “privat” dan “public” dalam puisi ini. Hubungan-hubungannya telah dijelaskan diatas melalui penggunaan metaforan dan diksi, terutama terlihat dari kata hutan. Disini, ambiguitas identitas tidak hanya ditunjukkan melalui aku liris yang bingung untuk menentukan arah tujuannya, namun teks puisi sendiri menunjukkan adanya proses ambiguitas untuk ditafsirkan oleh pembaca.

Referensi
Frost, Robert. Stooping By Woods on a Snowy Evening, dalam buku Literature (structure, sound, and sense) karya Laurence Perinne dan Thomas R. Arp hal.637

Bhabha, Homi. The World and the Home.  Social Text, No. 31/32, Third World and Post-Colonial Issues (1992), pp. 141-153. Duke University Press




Senin, 18 Juni 2012

Love is Simple

LOVE IS SIMPLE , RIGHT ?

because............

 Surat An-NÅ«r (The Light) - سورة النور

24:26
Evil words are for evil men, and evil men are [subjected] to evil words. And good words are for good men, and good men are [an object] of good words. Those [good people] are declared innocent of what the slanderers say. For them is forgiveness and noble provision.


Ya Allah Ajarkan aku Cinta

Begitu banyak warna dalam perjalanan kita, ada yang tetap bertahan, namun tak sedikit pergi meninggalkannya. beginilah jalan perjuangan mengajarkan kita tentang ukhuwah, tentang pengorbanan, tentang keikhlasan. kadang kesal, kadang lelah, kadang canda, kadang tawa. tak kuat rasanya untuk bertahan, namun sayang untuk ditinggalkan. kadang hati bertanya, "Ya Allah..., kapan kami bisa beristirahat dari jalan ini?" lalu Allah menjawab, "Nanti, ketika tiba waktu di mana kaki-kaki kalian telah menginjak jannah-Ku." Subhanallah, semangat!!, lelah itu begitu nikmat!!!" 

Hidup kita begitu berwarna. Terkadang putih atau hitam. Saking putihnya membuat kita sombong, saking hitamnya membuat kita pasrah dan menyalahkan Allah atas semua keadaan. Tapi aku, kamu..pastilah menjadi orang yang bertahan dan tidak meninggalkan jalan ini. Perjalanan ini begitu panjang kawan, banyak hal baru yang kita rasakan. Allah mengajarkan kita tentang cinta. Cinta pada ukhuwah yang terlah terjalin. Cinta akan kesakitan, kelelahan , keikhlasan, pengorbanan. Cinta akan semuanya. Allah sedang mengajari kita tentang Surga yang insya Allah kita jelang (walau rasanya tidak pantas). Wajar, jika akhirnya banyak orang yang menghindar dari kata dakwah. Karena dakwah itu melelahkan dan butuh pengorbanan. Padahal dakwah ibarat obat yang walaupun pahit, ia dapat menghantarkan kesembuhan. Kesembuhan akan rindu yang tidak terbatas pada sang Khalik. Kesembuhan akan perasaan sakit yang tidak tertahan melihat umat muslim yang terhina di negeri-negeri muslim. Kita semua butuh obat itu. Kita semua butuh dakwah. Namun, mengapa semua orang menganggap obat ini adalah racun? yang mengantarkannya pada kematian yang menyakitkan sehingga orang yang membawanya pun dikira adalah pembawa racun, padahal kita adalah pembawa obat yang akan menyembuhkan luka-luka di dunia ini.

Lalu yang menjadi pertanyaannya, sampai kapankah kita akan bertahan dalam jalan dakwah yang terjal ini? tidak sanggupkah lagi kita berdakwah? mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, harta untuk Allah. Tegakah aku, kamu, kalian, kita melihat umat muslim terhina, dibunuh setiap harinya di luar sana? Seberapa lama lagi umat ini dibodohi oleh pemikiran-pemikiran kufur? tegakah kita? lalu..Pantaskah, jika aku, kamu, kalian bertanya dan selalu mempertanyakan tentang kelelahan? Kelelahan semu dari dunia yang hanya sementara ini. Aku tau kamu, kita lelah...namun, inikah yang kita berikan untuk Allah? Padahal Allah memberikan kita banyak kenikmatan, lalu apakah kita balas dengan kemaksiatan padahal yang kita impikan adalah surga?

“Tidakkah kalian perhatikan bahwasanya Allah telah menundukkan untuk kalian apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [Q.S. Luqman:20]

Astagfirullah, banyaklah kita beristigfar jika pengorbanan kita masih sedikit, padahal yang kita inginkan adalah bersanding dengan Rasulullah, Muhammad Al-fatih, Salahudin Al-Ayubi, Abu bakar Ash-Shidiq.
Pantaskah saya, kamu, kalian, kita?

Ya Allah, ajarkan aku cinta. Cinta yang abadi, yang dapat menghantarkanku pada surga. Cinta yang memberikan rasa aman dan kesungguhan berkorban pada Mu ya Rabb. Cinta padaMu yang akan ku buktikan dengan rasa taat yang dibuktikan dengan dakwah, menyeru pada agamaMu yang mulia.

Insya Allah, Insya Allah...

Cinta mungkin tak bisa memilih pada siapa ia akan berlabuh, namun cinta pada Mu adalah cinta yang hakiki....
tetapkan kami di jalan dakwah Mu dalam rangka menyongsong dan meninggikan kalimat Mu ya Rabb...
Aamiin :)

Minggu, 17 Juni 2012

Happy June

Alhamdulillah :) 

 June is the wonderful month .... i am happy because a lot of things....
because my dreams come true.... so many :D
when i hope to publish my book, Allah gives it in this month...
when i hope to be a writer, Allah also gives it ....
when i hope to get a scholarship, Allah makes it happen...
when i hope to have you two, i have two beautiful angels who will change the world. Please be strong my angels :) , we need you..
when i hope someone to color my life, Allah also sends you to me...my parents, my friends. Thanks ..because you change my whole life now.


it is so unbelievable, it is so wonderful, please be a part of me ever after ....


i don't want to let it go :(


Does Allah send the kind of happiness in this month to me? maybe Yes... :)


Keep fight, because success will be repeated :D






thanks for colouring my life, you all..complete me......