Laman

Sabtu, 18 September 2010

Keberanian bermimpi dan kekuatan tekad: Belajar dari Mahasiswi Berusia 87 Tahun..

cerita dari seorang teman "sang pembuat jejak".


Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah. Ia menyapa:

Halo. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku? ” Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya,

Tentu saja boleh!”. Dia pun memberi saya ! pelukan yang sangat erat.

Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih begitu muda dan tak berdosa seperti ini?” tanya saya berolok-olok. Dengan bercanda dia menjawab,

Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian.”

Ah yang serius?” pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya.

Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya! ” katanya. Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab.

Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagi pengalaman

dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada

kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata,

Maafkan saya sangat gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu.”

Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua. Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya.

Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan tahun. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan.”


Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya bukan menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan.”

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi “The Rose”. Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.


* * * * *

Sediakan waktu untuk berpikir, agar selalu mendapat yang terbaik.

Sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda.

Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan hikmat & kebijaksanaan.

Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju keharmonisan.

Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang.

Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan.

Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.

Sediakan waktu untuk bekerja, itulah sumber kebahagiaan.

Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa.

Sediakan waktu untuk Tuhan, sehingga setelah meninggal menemukan tempat terbaik.


Cerita motivatif dan inspiratif

sumber : twitter.com
Ada sebuah cerita yang bermanfaat, mungkin anda banyak yang sudah mendengar, namun semakin dibaca insya allah keinginan kita untuk semakin berprestasi makin kuat !

Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sdg naik pesawat ke Jakarta.

Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si Pemuda menyapa dan akhirnya larut dalam obrolan ringan.

"Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.

"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight" ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.

"Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu melanjutkan pertanyaannya.

"Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu??
Bagaimana dgn kakak-adik adik nya ???"

"Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang , yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di
Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang"

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.

"terus bagaimana dengan anak pertama Ibu ???"

Sambil menghela napas panjang, Ibu itu menjawab,
"Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja, nak, Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar "

Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... sptnya Ibu agak kecewa ya dgn anak pertama Ibu, adik2nya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia hanya menjadi petani ?"

Do you want to know the answer ... ???????

Dengan tersenyum Ibu itu menjawab, " Ooo ... tidak ... tidak begitu Nak, Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yg membiayai sekolah semua adik2nya dari hasil dia bertani"

Today's lesson :
Everybody in the world is an important person.

Kontribusi apa yang telah kita berikan untuk orang lain? Demikian mungkin pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan pada diri kita sendiri :)

Jangan menunggu sukses baru kemudian bergerak untuk berkontribusi, namun segeralah bergerak untuk berkontribusi, insya Allah... Anda akan semakin sukses :)

Kamis, 16 September 2010

Al-Qur'an sumber solusi, mengapa tetap diabaikan?


-->
Al-qur'an merupakan mujizat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Dengan Al-qur'an, beliau merubah kondisi masyarakat pada zamannya dari keadaan jahiliah menuju kehidupan islami. Dengan demikian, Al-qur'an jelaslah dapat mengubah suatu peradaban menuju peradaban yang gemilang seperti yang telah di contohkan Rasulullah SAW.
Seperti kita ketahui, dalam Al-qur'an sendiri mengatur masalah hukum-hukum ibadah atau akhlak, dan juga hukum-hukum tentang kekuasaan, pemerintahan, ekonomi, pidana, atau hubungan internasional. Namun, dewasa ini hanya hukum-hukum ibadahlah yang diterapkan, namun hukum-hukum yang lain diabaikan. Bukankah kita seharusnya menjadi muslim yang kaffah ?. Contoh, terhadap ayat-ayat Al-qur'an yang sama-sama menggunakan kata kutiba yang bermakna furidha (diwajibkan atau difardhukan), sikap yang muncul berbeda. Ayat kutiba 'alaykum al-shiyam (diwajibkan atas kalian berpuasa) dalam QS Al-baqarah [2]:183 diterima dan dilaksanakan. Namun, terhadap ayat kutiba 'alaykum al-qishash(di wajibkan atas kalian qishash) ; dalam Q.S Al-Baqarah [2]:216), muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan beragam dalih; apalagi ketika semua itu diserukan untuk diterapkan secara praktis. Sikap ini jelas terkategori kedalam sikap mengabaikan Al-Qur'an dan karenanya dosa besar. Sedangkan hukum dari mengabaikan Al-Qur'an sesungguhnya merupakan dosa besar bagi kaum muslim.
Sejatinya, bukanlah suatu mimpi jika kita menginginkan peradaban yang gemilang. Peradaban dimana Al-qur'an di jadikan rujukan oleh umat, khususnya para penguasa dan elit politiknya, untuk memecahkan berbagai persoalan hidup yang mereka hadapi. Dan ini merupakan sebuah bukti mengapa islam bisa berjaya selama 1300 abad lamanya dalam naungan khilafah Islamiyah yang bersandar pada pedoman yang diciptakan oleh Allah SWT bukan berasal dari pemikiran manusia yang sifatnya lemah dan terbatas.
Dengan ini jelaslah bahwa Al-qur'an merupakan sumber solusi bagi seluruh umat di dunia. Al-qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia, memberikan penjelasan tentang mana yang halal dan mana yang haram, juga tentang berbagai hudud dan hukum-hukum Allah SWT; serta pembeda mana yang haq dan mana yang batil (lihat: al Baidhawi/I/220; ibn Abi Salam, I/154; an-Naisaburi, I/48-; As-Suyuthi, I/381).
Simaklah pengakuan jujur seorang cendekiawan Barat, Denisen Ross, “Harus diingat bahwa Al-qur'an memegang peranan yang lebih besar bagi kaum muslim dari pada Bibel dalam agama kristen...Demikianlah setelah melintasi masa selama 13 abad, Al-Qur'an tetap menjadi kitab suci bagi seluruh Turki, Iran, dan hampir seperempat penduduk india. Sungguh, sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di Barat, terutama pada masa kini....” (E.Denisen Ross, dalam buku, kekaguman Dunia Terhadap Islam). Jelaslah demikian, Al-qur'an merupakan sumber solusi yang telah diakui oleh umat manusia di dunia ini. Apa pantas kita masih mengabaikannya?

Selasa, 14 September 2010

My steps


I remembered the time when I chose SMA Negeri 5 Cimahi became my school, for approximately July, 2006. I didn’t know about my feeling at that time, sad or happy. I do mean to say that in this particular instance it was the best thing for me on a day and date which I need not trouble myself to repeat, inasmuch as it can be of no possible consequence to listen of my heart. Perhaps, my heart was sad because actually SMA Negeri 5 Cimahi wasn’t my favorite school at all.

I didn’t want to do something. I wanted to rest, just to set my mind and my heart at rest until I realized that she wasn’t me and I had to lick wounds. I had to move on and left all the things behind.

I knew that it was the fate although every time I felt like I cannot go on, I felt so lost, and all I saw was night and darkness all around but I knew that Allah is always by my side. Insya Allah I will find my way. Yes, don’t despair and never loose hope because He is never far away from me.

Finally, I studied there and also planned that I wanted to move in the next semester in other school. But, Allah wanted me stayed for a while because I got the first rank there and it was the good steps to stake out my next life. I felt that the life was beginning.

I believed that everyone on this earth has ability to lead and inspire, so did I and I had to move on. My life was filled with many dreams. I listed my dreams in order to the truth will out. I knew sometimes my work felt small and insignificant,but remembered a small ripple can gain momentum. Beside, many laughed at me, but so what? Keep forward. I promised.

When I wanted to get the first rank, Allah gave it until I graduated from my high school. From the first grade until third grade I always got the first rank, although when the second semester of my third grade I got the third rank of my class, and even Allah permitted me became the best in my high school until I got many scholarships. Whereas, all happened because the disaffection of me but I can get it because I thought that I had to get out of the stands, get on of the court because I knew that “what you think, what is you become”. I just had to dream big, feel it, achieve it and whatever “your dreams are, go for it” and you will inspire people. I believe it.


I also remembered when I used a veil for the first time, Allah guided me so much because there were a lot of stories that made me decided to use a veil. Although I just said it in my heart that I wanted to use a veil, but Allah heard it and gave me a chance when I was Senior High School. Perhaps Allah didn't give all that we wanted, but He gave all that we needed, so did I. :)

Again, Allah showed that He was near from me. I wanted to give my school something of me, and Allah gave it. I love biology so much, reading and also writing. Although I can't follow biology's olympiad of my city ,but I follow many competitions of English, Physics, and also writings. Perhaps, I can't give something from physics to my school, but I can give a lot from english and also writings. Allah permitted me followed many competitions until province and I knew that I may success with other blow :)

Don't ever give up because my motto to take my dreams, and also biology. It was hard for me to forget about biology, and I wanted to study in microbiology ITB, but Allah wanted me to study in english departement, faculty of letters, university of padjadjaran. I always thank to Allah whatever His fate for me.

I wanted to laugh when I remembered about unforgettable moments that happened when I was in senior high school. Started with my disaffection until it grew up became happiness. Started from small dreams until it became a big dream. The story about love and friendship also colored my life. It colored with happiness, sadness, storm and stress, loving, abhorence, and selfish self. I always enjoyed it and I never stop to dream because this is what I am and what are you? :)