Begitu banyak warna dalam perjalanan kita, ada yang tetap bertahan,
namun tak sedikit pergi meninggalkannya. beginilah jalan perjuangan
mengajarkan kita tentang ukhuwah, tentang pengorbanan, tentang
keikhlasan. kadang kesal, kadang lelah, kadang canda, kadang tawa. tak
kuat rasanya untuk bertahan, namun sayang untuk ditinggalkan. kadang
hati bertanya, "Ya Allah..., kapan kami bisa beristirahat dari jalan
ini?" lalu Allah menjawab, "Nanti, ketika tiba waktu di mana kaki-kaki
kalian telah menginjak jannah-Ku." Subhanallah, semangat!!, lelah itu
begitu nikmat!!!"
Hidup kita begitu berwarna. Terkadang putih atau hitam. Saking putihnya membuat kita sombong, saking hitamnya membuat kita pasrah dan menyalahkan Allah atas semua keadaan. Tapi aku, kamu..pastilah menjadi orang yang bertahan dan tidak meninggalkan jalan ini. Perjalanan ini begitu panjang kawan, banyak hal baru yang kita rasakan. Allah mengajarkan kita tentang cinta. Cinta pada ukhuwah yang terlah terjalin. Cinta akan kesakitan, kelelahan , keikhlasan, pengorbanan. Cinta akan semuanya. Allah sedang mengajari kita tentang Surga yang insya Allah kita jelang (walau rasanya tidak pantas). Wajar, jika akhirnya banyak orang yang menghindar dari kata dakwah. Karena dakwah itu melelahkan dan butuh pengorbanan. Padahal dakwah ibarat obat yang walaupun pahit, ia dapat menghantarkan kesembuhan. Kesembuhan akan rindu yang tidak terbatas pada sang Khalik. Kesembuhan akan perasaan sakit yang tidak tertahan melihat umat muslim yang terhina di negeri-negeri muslim. Kita semua butuh obat itu. Kita semua butuh dakwah. Namun, mengapa semua orang menganggap obat ini adalah racun? yang mengantarkannya pada kematian yang menyakitkan sehingga orang yang membawanya pun dikira adalah pembawa racun, padahal kita adalah pembawa obat yang akan menyembuhkan luka-luka di dunia ini.
Lalu yang menjadi pertanyaannya, sampai kapankah kita akan bertahan dalam jalan dakwah yang terjal ini? tidak sanggupkah lagi kita berdakwah? mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, harta untuk Allah. Tegakah aku, kamu, kalian, kita melihat umat muslim terhina, dibunuh setiap harinya di luar sana? Seberapa lama lagi umat ini dibodohi oleh pemikiran-pemikiran kufur? tegakah kita? lalu..Pantaskah, jika aku, kamu, kalian bertanya dan selalu mempertanyakan tentang kelelahan? Kelelahan semu dari dunia yang hanya sementara ini. Aku tau kamu, kita lelah...namun, inikah yang kita berikan untuk Allah? Padahal Allah memberikan kita banyak kenikmatan, lalu apakah kita balas dengan kemaksiatan padahal yang kita impikan adalah surga?
“Tidakkah kalian perhatikan bahwasanya Allah telah menundukkan untuk
kalian apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [
Q.S. Luqman:20]
Astagfirullah, banyaklah kita beristigfar jika pengorbanan kita masih sedikit, padahal yang kita inginkan adalah bersanding dengan Rasulullah, Muhammad Al-fatih, Salahudin Al-Ayubi, Abu bakar Ash-Shidiq.
Pantaskah saya, kamu, kalian, kita?
Ya Allah, ajarkan aku cinta. Cinta yang abadi, yang dapat menghantarkanku pada surga. Cinta yang memberikan rasa aman dan kesungguhan berkorban pada Mu ya Rabb. Cinta padaMu yang akan ku buktikan dengan rasa taat yang dibuktikan dengan dakwah, menyeru pada agamaMu yang mulia.
Insya Allah, Insya Allah...
Cinta mungkin tak bisa memilih pada siapa ia akan berlabuh, namun cinta pada Mu adalah cinta yang hakiki....
tetapkan kami di jalan dakwah Mu dalam rangka menyongsong dan meninggikan kalimat Mu ya Rabb...
Aamiin :)