Laman

Jumat, 21 Agustus 2015

Ceritaku Tentang Instagram


           

           Sejak kuliah di Kajian Budaya dan Media, saya menjadi sangat tertarik dengan berbagai media, terutama yang disebut media baru atau internet. Mengkaji tentang internet itu sangat menarik terutama media sosial yang jumlah aplikasinya sekarang terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari jejaring sosial yang khusus disediakan di ponsel hingga para pembuat aplikasi tersebut mengembangkan ke web. Nah, salah satu media sosial yang sangat menarik perhatian saya adalah instagram. Sayangya, kajian tentang instagram di Media Studies ini masih sangat jarang. Maklum, Instagram ini kan tergolong jejaring sosial yang baru happening ya. Pada tulisan kali ini, saya ingin sedikit sharing tentang ketertarikan saya pada instagram (biar kekinian) :D.

[sekilas] Instagram dan Fenomena Kekinian

            Instagram merupakan sebuah aplikasi jejaring sosial yang diluncurkan pada Oktober 2010 yang memungkinkan para penggunanya untuk menyimpan foto dan video mereka secara digital serta membagikannya kepada orang lain. Sejak diluncurkan pada Oktober 2010, instagram berhasil menarik perhatian masyarakat dunia sebanyak 150 juta pengguna aktif, dengan rata-rata 55 juta foto yang diunggah setiap harinya (Hu Y dkk, 2014 : 1). Di instagram, seseorang dapat mengedit foto sebelum diunggah dan dapat menyertakan keterangan foto atau yang disebut caption di bawah foto. Ketika foto diunggah, pengguna lain juga dapat memberikan komentar atau like pada foto tersebut. Biasanya, pengguna instagram akan mengunggah foto dirinya, temannya, aktivitasnya, gambar-gambar inspiratif, barang-barangnya, fashion, hewan, dan pemandangan.
            Selain itu, pengguna bisa mengikuti pengguna yang lainnya dengan menjadi follower di instagram, tetapi hubungan ini bersifat tidak linear karena yang di-follow tidak harus mengikuti akun yang mengikuti akunnya.  Pengguna Instagram juga dapat mengatur setelan akunnya agar bisa diakses oleh semua orang atau tidak. Jika tidak ingin semua orang mengakses, pengguna dapat menggunakan setelan privacy pada akun instagramnya.
Jika dihubungkan dengan fenomena terkini, misalnya dunia fashion, instagram turut memunculkan nama-nama baru di belantika fashion muslimah Indonesia. Para muslimah ini biasanya memamerkan cara berpakaian mereka dengan menggunakan hashtag  (#) tertentu misalnya #OOTD atau outfit of the day agar dengan mudah dilacak oleh orang lain. Jika mereka mendapatkan jumlah followers yang banyak, maka mereka akan disebut selebgram atau selebriti instagram. Selebgram ini merupakan selebriti jebolan instagram karena followers mereka yang jumlahnya puluhan atau ratusan ribu. Biasanya mereka akan diendorse oleh online shop untuk mempromosikan produk tertentu.

Intip Instagram Melalui Hashtag dan Caption


            Sebagai  jejaring sosial yang mempunyai ciri khas dalam visualitasnya, instagram mempunyai beberapa aparatus yang memungkinkan penggunanya membangun citra diri dalam ruang siber. Misalnya, instagram membuat para penggunanya selalu terhubung satu sama lain dengan menggunakan beberapa kode tertentu, misalnya adalah hashtag (#). Menurut Wendt, hashtag (#) dalam instagram merupakan metadata dan sarana yang memungkinkan penggunanya untuk mencantumkan kata atau frasa singkat pada gambar mereka dan mengakses gambar lain (2014 : 33). Penggunaan hashtag (#) akan membuat para pengguna instagram akan terhubung satu sama lain jika menggunakan hashtag yang sama.
            Penggunaan hashtag akan mengubah diri kita secara fisik menjadi tubuh virtual atau sebagai metadata. Dengan adanya hashtag, pengguna dapat mengaktualisasikan diri sebagai seseorang yang diinginkannya secara linguistik melalui bahasa. Seseorang tidak perlu memunculkan dirinya secara fisik, tetapi bahasa yang akan mengungkapkan identitas yang ia inginkan. Seperti yang diungkapkan oleh Wendt, bahwa we may view identity as simple as we describe it via hashtags  (2014: 37). Identitas kemudian dapat dimaknai hanya melalui hashtag dan dapat dikatakan bahwa instagram akhirnya memungkinkan pengguna untuk mentransformasi kehadiran yang biasanya berdasarkan fisik, namun berubah menjadi metadata.
            Secara tidak langsung penggunaan hashtag ini berfungsi sebagai pembatas terhadap klasifikasi-klasifikasi tertentu yang diinginkan oleh produsen. Pembatasan dan klasifikasi ini membuat produsen dengan mudah menyampaikan apa yang hendak dimaksudkan produsen pada konsumen. Selain membuat klasifikasi untuk memudahkan konsumen memaknai gambar produsen, secara tidak langsung produsen pun sedang melakukan seleksi representasi identitas tertentu yang ingin ditampilkan ke publik. Sehingga, ia mendefinisikan dirinya berdasarkan hashtag (#) yang ia tulis. 
      Para sosiolog mengungkapkan bahwa hashtag  membuat para penggunanya dapat mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam percakapan online, terkoneksi satu sama lain, membentuk komunitas virtual dengan latar belakang yang sama, memiliki kecenderungan yang sama misalnya (#iPhone), atau terlibat pada percakapan yang sama misalnya (#VoteForObama), (Yang dkk, 2012:1). Aparatus hashtag merupakan fasilitas yang unik dalam media sosial seperti twitter dan instagram. Namun, hashtag pada instagram semakin unik karena dapat dikaitkan dengan visualitas yang menjadi kekuatan instagram. Menurut Wendt, hashtag juga memiliki efek pada sebuah gambar, yaitu dapat mengubah gambar menjadi sebuah konsep yang sederhana (2014:33).  Untuk memahami gambar, pengguna instagram yang lain dapat memahami maksud produsen dengan hanya melihat hashtag.
            Selain dari visualitas, instagram juga mempunyai keunikan dengan adanya caption pada gambar atau foto. Caption berfungsi untuk memberikan keterangan pada gambar sehingga harapannya konsumen akan mengerti apa yang disampaikan oleh produsen dengan membaca caption.  Peranan bahasa atau lingusitik dalam sebuah gambar adalah hal yang penting karena metadata offers the ability to append linguistic signs to an image (or other data object), to facilitate its classification, archiving, retrieval and indicate provenance (authorship, ownership, conditions of use) (Rubinstein dan Sluis, 2013: 151). Caption yang berada di instagram berfungsi untuk mempermudah klasifikasi dari produsen kepada konsumen, sehingga imajinasi konsumen dapat dibatasi dengan adanya caption. Hal ini juga membuat instagram thus, is not just a way to produce images but it is also an active means for some people to establish their identities (Wendt, 2014:7).

Referensi

Hu Y, Mankikonda L, dan Kambhamati S. 2014. What We Instagram : A First Analysis of Instagram Photo Content User Types. Proceedings of the Eighth International AAAI Conference on Weblogs and Social Media. http://www.aaai.org/ocs/index.php/ICWSM/ICWSM14/paper/view/8118/8087 di akses 12 Juli 2015
Rubinstein, Daniel dan Katrina Sluis. 2013. Notes on the Margins of Metadata : Concerning the Undecidability of the Digital Image. University of the Arts London, http://ualresearchonline.arts.ac.uk/6238/1/DR_KS_Notes_on_the_Margins_of_Metadata.pdf. Akses 12 Juli 2015
Wendt, Brooke. 2014. The Allure of the Selfie : Instagram and the New Self-Portrait. Amsterdam : Institute of Network Cultures
Yang, Lei, Tao Sun, Ming Zhang, and Qiaozhu Mei. 2012. We Know What @You #Tag: Does the Dual Role Affect Hashtag Adoption? University of Michigan. http://www-personal.umich.edu/~qmei/pub/www2012-yang.pdf. Akses 12 Juli 2015

10 komentar:

  1. Maksudnya saya mbak? Iya saya pascasarjana mbak...kenapa? :)

    BalasHapus
  2. Mksdnya jurusan mbak... :) Waah, sy baru tau mb kalo ada jurusan itu. Sy juga tertarik :D Mbaknya dari Unpad ya? Kenal Kamila Aziza Rabiula? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ada jurusan kajian budaya dan media di sekolah pascasarjana UGM :), ayo gabung.. Iya kenal sama kamila :)

      Hapus
  3. Hehe, saya awalnya mau ngambil S2 di Unpad (modus biar ketemu Ziza :D) Salam kenal ya :) Berhubung kita satu angkatan jadi panggil nama aja. Saya Ditri dari UB, Malang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iyaaa ditri....salam kenal juga ya :) kayanya temen deket bgt sama kamila yaaa hihi. Ayo ambil di ugm Ditri, boleh :)

      Hapus
    2. Hehe teman jauh di mata dekat di dumay, eh dekat di doa :D Eh, tapi ternyata saya baru tau dari Ziza kalo Yul sbnrnya angk.09 ya? Pas dia blg teh Yul. saya jadi gimanaa gtu :D hehe saya manggil teh Yul jg ah... jadi gak enak :D

      Hapus
  4. Oya, kapan2 mampir ke blog sy yaa teh. oreharu.wordpress.com ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, insya Allah...terimakasih udah mampir yaaaa :)

      Hapus
    2. Iya teh, sama2. Senang bs baca tulisan teh Yul ^^

      Hapus